Mengenai diet penurunan berat badan, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Namun, banyak penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi protein lebih efektif dibandingkan diet konvensional rendah lemak dan tinggi karbohidrat dalam mengurangi risiko diabetes dan sindrom metabolik.
Belajar 1
Sebuah studi uji coba secara acak dilakukan oleh Lisa A Te Morenga dan dilaporkan dalam Nutritional Journal 2011,10:40 untuk membandingkan diet penurunan berat badan tinggi protein dan tinggi serat pada wanita dengan faktor risiko sindrom metabolik.
Penelitian ini mencakup 83 wanita kelebihan berat badan berusia 18 – 65 tahun selama 8 minggu. Para wanita tersebut menjalani diet tinggi protein (30% protein, 40% karbohidrat) atau diet tinggi serat (50% karbohidrat, >35 g serat makanan, 20% protein) dengan tujuan mencapai penurunan berat badan 0,5 – 1 kg per minggu. .
Hasil penelitian menunjukkan pada diet tinggi protein rata-rata penurunan berat badan sebesar 4,5 kg, penurunan lemak tubuh sebesar 4,0 kg dan penurunan lingkar pinggang sebesar 4,7 cm. Dibandingkan dengan diet tinggi karbohidrat, rata-rata penurunan berat badan sebesar 3,3 kg, penurunan lemak tubuh sebesar 2,5 kg, dan penurunan lingkar pinggang sebesar 4,7 cm.
Diet tinggi protein menurunkan lebih banyak berat badan dan lemak tubuh serta menurunkan tekanan darah lebih besar.
Belajar 2
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Leo Treyzon dari UCLA Center for Human Nutrition terhadap 100 pria dan wanita gemuk diberi suplemen minuman bubuk protein dan karbohidrat sebagai satu kali pengganti makanan dan satu kali snack sehari selama 12 minggu. Rencana dietnya adalah mencapai asupan 30% protein, 30% lemak, dan 40% karbohidrat vs 15% protein, 30% lemak, dan 55% karbohidrat.
Hasil setelah 12 minggu menunjukkan makanan berprotein tinggi mencapai penurunan berat badan rata-rata 4,19 kg, pengurangan lemak tubuh 1,65 kg, penurunan massa tubuh tanpa lemak 2,78 kg, penurunan kolesterol 13,2 mg/dL. Dibandingkan dengan makanan rendah protein, rata-rata penurunan berat badan mencapai 3,72 kg, penurunan lemak tubuh sebesar 0,64 kg, penurunan massa tubuh tanpa lemak sebesar 4,06 kg, dan penurunan kolesterol sebesar 7,03 mg/dL.
Diet tinggi protein menghasilkan penurunan berat badan yang sama dengan diet rendah protein. Namun diet tinggi protein menghasilkan lebih banyak kehilangan lemak tubuh dan penurunan kolesterol lebih tinggi serta lebih sedikit hilangnya otot tubuh tanpa lemak.
Dari 2 penelitian tersebut terlihat bahwa protein merupakan nutrisi terpenting yang dapat meningkatkan berat badan dan penurunan lemak tubuh tanpa kehilangan massa otot. Perlu diperhatikan bahwa protein harus berasal dari daging tanpa lemak dan bahan nabati karena asupan lemak jenuhnya tetap perlu dikontrol.